Jujur, saya bingung mau nulis apa. Namun dorongan untuk
mulai merutinkan menulis cukup besar sehingga terpaksa saya menulis apa adanya.
Tak bagus, biar. Tulisan ini saya dedikasikan untuk diri saya sendiri. Kalaupun
saya share di blog, itu karena di tahun 2020 ini saya punya angan-angan untuk
rutin mengupdate satu hari satu tulisan. Apakah nantinya bisa istiqomah, biar
waktu yang menjawabnya.
Karena saya tidak punya topik yang pas, kali ini saya
akan share tentang youtobe dan keterikatan saya saat ini pada paltform media
sosial ini.
Pertama, youtobe itu sebuah bisnis. Saya menyadari ini dari Mas
Arian Surya dalam channelnya NavaIM Tutorial. Bisnis salah satu prinsipnya
adalah apa yang bisa kamu berikan untuk menyelesaikan masalah orang lain. Maka jika
ingin sukses di youtobe salah satu kuncinya adalah kontenmu itu menyelesaikan
masalah apa? Atau apa yang kamu berikan ke penonton melalui channelmu?
Apakah info yang manfaat? Hiburan? Atau tutorial yang
banyak dicari oleh banyak orang?
Hal ini penting jika tujuanmu itu untuk jangka panjang. Dan
usahakan dengan niche vidio yang sejenis.
Kedua, youtobe bagi saya ini sebagai media berbagi dan sharing
kepada orang lain. Awal-awal mulai serius adalah saat saya menjadikan youtobe
ini menjadi media untuk belajar tentang public speaking. Dan saya bersyukur
karena dalam perjalanannya, subscriber semakin bertambah dan penonton vidionya
juga termasuk banyak. Itu pula yang menjadi alasan kenapa saya semangat untuk
membuat konten-konten baru.
Selain dari jumlah viewer, pertanyaan-pertanyaan di kolom
komentar banyak yang bermunculan. Itu artinya informasi yang saya share memang
banyak yang membutuhkan dan belum banyak yang membahasnya.
Ketiga, youtobe itu bisa menjadi media untuk menambah
penghasilan. Salah satu caranya adalah dengan mendaftarkan diri sebagai patner
youtobe melalui google adsense. Namun untuk bisa sampai tahap ini harus punya
1.000 Subscriber dan 4.000 jam tayang dalam waktu 12 bulan terakhir.
Alhamdulillah saya sudah sampai tahap ini sehingga
vidio-vidio di Mad Solihin Channel sudah bisa menampilkan iklan.
Namun, salah satu efek yang timbul adalah ketergantungan
dan keterikatan. Contoh, subscriber berkurang menjadi panik. Atau saat estimasi
pendapat menurun juga panik. Mungkin karena masih pemula sehingga dampak
penurunan masih begitu terlihat. Padahal untuk bisa dapat 1 dolar saja butuh
penayangan 1.000 viewer. Makanya di tulisan sebelumnya, saya sengaja menulis
Menata Ulang niat Berbagi.
Kenapa? Karena saat membuat vidio diperuntukan hanya demi
iklan atau uang maka saat itu tidak tercapai rasanya menderita sendiri. Atas pertimbangan
itu saya mencoba merubah niat dan sudut padang dari awal biar nanti saat
membuat vidio ya niatnya berbagi tanpa harapan apapun. Toh saat kita
benar-benar berbagi maka alam semesta yang akan mencatat dan membalas.
Sulit? Lumayan. Dan saya sedang melatih diri untuk
membiasakannya.
Pringamba, 04 Januari 2020