Pernah
merasa jenuh dengan rutinitas yang sama setiap hari? Rutinitas yang menuntutmu
melakukan hal yang sama setiap harinya.
Tentu saja
pernah, lumrah sebagai manusia seperti itu.
Dan tahukah
kamu bahwa pekerjaan saya sebagai sekretaris desa adalah salah satu diantara
pekerjaan yang mudah di serang kejenuhan kecuali bagi mereka yang mampu
mengelola emosinya serta tahu alasan
kenapa dia di situ.
Lalu, bagaimana
dengan saya?
Jujur dalam
beberapa minggu terakhir ini saya merasa jenuh. Pekerjaan numpuk, internal yang
masih butuh pembenahan serta jabatan baru yang membuat saya harus banyak
belajar. Akan tetapi setelah merenung dan mencoba untuk instropeksi diri saya
menemukan alasan, “Why?” Kenapa saya ditempatkan di balai desa?
Alasan tersebut
merupakan proses tadabur yang jika saya selami lebih dalam bisa menjadi alasan
penguat atau obat untuk sebuah kebosanan. Itu menurut saya, entah menurutmu.
Pertama, sebagai pelengkap.
Begini, di
desa saya ada beberapa perangkat yang kurang menguasai komputer. Tentu saya
memaklumi karena memang mereka adalah orang lama yang dulu tak pernah
bersentuhan dengan komputer dan usianya juga lumayan sepuh. Di luar itu saya
meyakini bahwa di masyarakat mereka punya pengaruh dan perannya masing-masing. Karena
tuntutan sebagai perangkat desa itu bukan hanya sekedar administrasi namun
semua yang berkaitan dengan persoalan di masyarakat, perangkat desa pasti ikut.
Tugas saya,
melengkapi mereka dalam hal administratif dan hal lain yang berkaitan dengan
aturan-aturan bagi desa.
Alasan kedua
kenapa saya ditempatkan di balai desa adalah sebagai sarana kebermanfaatan. Bukankah
sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain?
Manfaat di
sini banyak bentuknya, mulai dari pelayanan kepada masyarakat, keberlangsungan
tata pemerintahan yang muaranya adalah kebaikan untuk Desa Pringamba. Jika dirunut
lagi, bagi saya ini bagian dari rasa cinta untuk Indonesia. Kenapa? Karena desa
adalah bagain kecil dari Indonesia. So, menjadi perangkat desa sama halnya
bagian dari Cinta Tanah Air. Bukankah begitu?
Dua hal
tersebut adalah pembacaan atas apa yang saya alami. Sebagai penguat sekaligus
pengingat sehingga saat kerja bisa memberikan yang terbaik. Kalau orang sering
menyebutnya sebagai motivasi internal.
![]() |
Puncak
Midangan (Dokpri)
Pringamba,
19 Maret 2019
EmoticonEmoticon