![]() |
Sumber : Pixabay.com
Menjadi
sekretaris desa ternyata bukan hal yang mudah, meski bukan berarti sulit. Yang jelas
ada tanggung jawab lebih dibanding dengan perangkat lain, salah satunya
mengkoordinir supaya pemerintahan di desa bisa berjalan lancar. Persis seperti
fungsi yang ada dalam peraturan, sebagai koordinator. Hal tersebut merupakan
tantangan saat ini yang menjadi PR dan harus saya selesaikan. Apa saja?
Pertama, kondisi kantor yang saat ini belum stabil. Masih ada yang
cukup acuh dengan kehadiran, akibatnya timbul rasa kecemburuan antara satu sama
lain. Meski hal ini bukan menjadi patokan utama namun setidaknya kehadiran itu
lumayan berpengaruh terutama pada suasana kantor. Saya mengamati ada
ketidakjelasan tentang apa yang harus dilakukan (untuk tidak mengatakan tidak
tahu tugasnya, red).
Kedua,
posisi saya sebagai orang baru dengan umur termuda cukup membuat saya iwuh jika
ingin menegur. Ini PR kedua yang harus saya atasi. Solusinya, arahkan. Tentu dengan
arahan yang jelas, ibarat mengarahkan seseorang untuk jalan ke arah barat maka
saya wajib tahu kenapa ia harus berjalan ke barat. Tujuannya harus jelas, tidak
mengambang.
Ketiga,
bekerja di kantor itu bukan bekerja individu. This is team. Banyak orang dengan
berbagai ragam karakter. Maka PR yang harus saya pecahkan adalah mengenali
setiap perangkat satu per satu. Bukan hanya sekedar tahu namanya, namun sifat,
karakter dan sisi kehidupannya pula sehingga saat ada sesuatu yang kurang pas
maka saya bisa memandang dengan kacamata bijaksana.
Terakhir,
pesan untuk diri saya sendiri, “Nikmati apa yang ada dihadapanmu. Fokuslah pada
solusi bukan masalahnya. Apa yang sekiranya bisa kamu lakukan, lakukanlah. Tak perlu
membandingkan tentang apa yang kamu lakukan dengan yang orang lakukan. Mulai petakan
dan rumuskan apa yang terbaik untuk mengurai setiap PR yang kamu miliki.”
Tabik
Mad
Solihin
EmoticonEmoticon