Dua hari yang
lalu saya tergiur oleh akun istagram abal-abal
penjual smartphone yang menampakan identitas sebagi penjual barang black market
(BM) dengan harga serba Rp. 500.00,- Sialnya, karena dalam kondisi butuh dan sedang
meminimalisir pengeluaran, saya tidak memikir dua kali ketika mata menangkap
sinyal barang yang diinginkan ada di depan mata. Setelah menghubungi nomor
penjual dan menanyakan barang ready stok,
saya segera mentransfer uang dan berharap barang akan cepat sampai. Sayangnya,
itu palsu.
Hal
tersebut saya ketahui ketika siang tadi ada nomor yang menghubungi saya dengan
mengatasnamakan pihak bea cukai. Katanya karena barang tersebut termasuk ilegal saya harus mentrasnfer senilai
Rp. 3.700.000,- untuk damai dan sebagai pengganti PPN. Katanya lewat JNE, kenapa sampai di tangan pihak bea cukai ya? Kejanggalan pertama.
Awalnya
cukup panik karena disertai ancaman jika tidak mau membayar maka barang akan dibawa
ke kantor kepolisian. Saya hubungi pihak penjual abal-abal. Gila, dia menyarankan untuk mengikuti apa yang diminta
oleh orang yang mengatasnamakan petugas bea cukai. Katanya jika saya
membayarnya, uangnya akan dia ganti minggu depan. Sampai bawa-bawa nama dunia
akhirat ketika saya meragukan omongannya. Modus untuk mengelabui korban.
Kecurigaan
saya pun muncul. Jika saya mentransfer otomatis pihak penjual juga akan
mendapat jatah. Pada titik ini saya
mengira bahwa pihak penjual barang black market kerja sama dengan pihak bea
cukai yang merugikan pembeli. Modusnya
si penjual pura-pura tidak tahu.
Sebenarnya
ketika ada nomor yang menghubungi dengan memasang profil petugas bea cukai, jelas
terasa kejanggalannya. Kenjanggalan kedua. Logikanya, jika
memang benar barang dijual dengan harga murah dan itu dilarang, tentu sang
penjual juga paham bagaimana cara menghindarinya. Nah ini justru saya yang di
umpankan sebagai mangsa untuk membayar pajak. Logikanya jika barang sudah di toko, jasa pengirman entah JNE/Tiki/Pos
tentu tidak akan menyitanya karena yang dikirim barangnya jelas bukan obat
terlarang atau senjata terlarang.
Untuk
memastikan kebenarannya maka saya menghubungi teman di Jogja yang mempunyai
konter hp untuk meminta saran. Dia bilang jangan mau karena sudah pasti
penipuan. Katanya, dulu temannya juga pernah mengalaminya, kasusnya bukan
smartphone tetapi laptop. Uang 3 juta bablas, hilang sia-sia. Selepas telfon
maka nomor yang tadi menghubungi saya blokir untuk menghindari teror. Niatan untuk transfer juga saya abaikan.
Untuk meyakinkan,
saya mengecek informasi mengenai apa yang saya alami di internet. Ternyata
memang benar bahwa banyak pihak yang mengatasnamakan petugas bea cukai untuk
menakut-nakuti mangsanya dengan no +885. Setelah saya cek nomor yang digunakan ternyata
nomor ID Taiwan +886 bukan ID Indonesia. Modus
untuk menghilangkan jejak.
Menyadari atas
apa yang terjadi hari ini, saya langsung melakukan terapy healing dengan metode
reframing untuk menghilangkan
penyesalan yang sia-sia. Pertama, apapun yang terjadi, saya sadar
bahwa saya mempunyai peran disini. Artinya hal tersebut terjadi karena saya
tergiur oleh harga murah dan mau melakukan transfer. Kedua, saya menerima
kejadian ini bahwa saya telah tertipu. Saya mengakuinya. Ketiga, saya
mengikhlaskan uang yang sudah saya transfer dan memaafkan orang tersebut.
Terakhir
saya mencoba untuk menarik garis kesimpulan bahwa pengalaman itu mahal. “Ada harga yang harus dibayar untuk
mendapatkan sesuatu, termasuk tahu bahwa ada beberapa penjual abal-abal dengan
harga murah dibawah harga kewajaran adalah penipu.”
Prinsip ini
juga berlaku untuk apapun, jika kamu ingin mendapatan sesuatu yang lebih maka
kamu harus rela membayar dengan harga yang mahal. Harga disini bisa berupa
tenaga, waktu dan pikiran bukan hanya uang.
Menyesalkah
saya?
Tidak. Saya
bahkan menghargai dan mensyukuri atas apapun yang saya alami sebagai sumber
pembelajaran. Dan pengalaman ini saya tulis untuk saya dedikasikan buat diri
saya sendiri sebagai alarm pengingat dan untuk kamu yang membaca agar jangan
mengalami apa yang saya alami. Salam.
![]() |
Sumber : Pixabay(dot)com |
#30DWC #30DWCJilid16 #Day5
30 Days Challenge Writing
EmoticonEmoticon