Bukan
pertama kalinya engkau seperti ini. Menahan penat, gregetan dan menggumpal yang
akhirnya meledak. Dan aku sadar sepenuhnya, itu karena sikapku. Acuh, cuek dan
dingin.
Saat itu
terjadi, aku menjadi salah tingkah. Tak tahu harus bagaimana dan mulai dari
mana. Aku tipikal orang dingin yang tak banyak bicara, tipikal orang cuek yang
tidak mau bertele-tele dan tipikal orang datar yang tak pandai merenspon
sesuatu sesuai inginmu.
Aku ingin
beralasan karena di rumah sinyalnya jelek, beralasan karena ini dan itu. Namun
setelah mengikuti pelatihan di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu, rasanya
pantang untuk beralasan karena memang tidak ada yang pantas untuk menjadi
alasan.
Ah,
ternyata tidak baik-baik saja.
Kamu tahu,
saat kejadian ini terulang kadang muncul sikap tidak percaya diri versi Dilan.
Kamu pasti paham maksudku.
Sampai pada
akhirnya aku menyerahkan sepenuhnya kepadamu. Dan ini juga bukan untuk pertama
kalinya kan?
Lalu aku
berdalih, aku akan memperbaiki diri. Hingga satu dua hari berjalan dan tanpa
aku sadari sampai juga di titik dimana aku kembali pada sifat asliku. Dan
penatmu kembali. Kamu simpan sendiri sampai titik kamu tak kuasa menyimpannya
sendiri, meledak.
Masihkah
engkau mau bertahan denganku?
Yang harus engkau
tahu, aku selalu berdoa untukmu. Jika Allah menghendaki, aku ingin menikah
dengan biaya sendiri. Ibu bapak cukup menjadi orang yang memberikan doa restu
karena jasa mereka sudah tak terhitung. Dan saat ini aku sedang berjuang ke
sana.
![]() |
Sumber : Pixabay(dot)com |
Pringamba,
13 Agustus 2018