Ibu dan
bapak, merekalah orang yang terlintas dalam benakku ketika berbicara tentang
orang yang paling aku sayangi. Mereka adalah pahlawan dalam hidupku, pahlawan
yang jasanya tak mungkin bisa aku balas. Karena merekalah kini saya bisa
membaca dan menulis, bahkan bisa mengeyam pendidikan sampai bangku kuliah.
![]() |
Foto bersama Ibu dan Bapak saat Wisuda |
Truka
(lelah berpayah-payah) adalah teman yang kini masih setia menemani ibu dan
bapak lantaran berpegang teguh pada prinsip bahwa anaknya harus sekolah tinggi.
Mereka tidak ingin anaknya mewarisi kebodohan sebagaimana yang mereka alami.
Ibuku yang
kini sudah berumur 57 tahun masih saja merumput seperti rutinitas masa
kecilnya. Lahir dari seorang petani di sebuah desa terpencil, Cepedak, Kecamatan
Bruno, Kabupaten Purworejo membuatnya akrab dengan kata “prihatin”. Apalagi ibu
juga anak kedua dari 6 bersaudara dan hanya anak terakhirlah yang laki-laki. Tak
pelak, pekerjaan kasar seperti merumput, mencangkul di sawah tak bisa ia
hindari untuk membantu meringankan beban keluarganya. Pun sampai hari ini,
pekerjaan kasar masih ia lakoni. Bedanya, jika dulu membantu sang kakek, kini
prihatin itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya, termasuk diriku.
Bapak yang
kini usianya 59 juga sama, terlahir dari seorang petani yang karena hal itu
harus rela pula merasakan truka seperti halnya yang dialami ibu. Pekerjaan
kasar seperti mencangkul, merumput juga ia rasakan sejak kecil hingga akhrinya
ia pun menekuni dunia pertukangan. Berpindah-pindah tempat kerja adalah hal
yang selalu ia lakukan selama menjadi tukang. Menurut penuturannya, proses
bertemu dengan ibu juga karena sedang menukang di desa kelahiran ibuku.
Setelah
menikah, pekerjaan sebagai tukang masih ia lakoni. Dan terkadang karena
berpindah-pindah tempat dan jaraknya lumayan jauh, bapak sering menginap di
tempat bekerja dan pulang seminggu sekali. Baru setelah saya masuk SMP
perkejaan tukang sudah jarang bapak kerjakan dan fokus merawat kebun salak
hingga sekarang.
Aku bersyukur
meskipun terlahir bukan dari keluarga kaya, aku bisa mengenyam pendidikan
sampai bangku kuliah. Itu tidak lain karena dukungan dari kedua orang tuaku,
ibu dan bapak. Merekalah yang menjadi sumber kekuatan. Kendatipun resiko yang
harus mereka tanggung adalah menelan pil pahitnya ketidaknyamanan, mereka rela
melakukannya. Bahkan sering aku menyaksikan bapak mencari pinjaman atau menjual
kambing ternaknya ketika tagihan semester tiba.
Perjuangan
dan pengorbanan mereka begitu jelas terekam dalam ingatanku. Bahkan sampai hari
ini perjuangan dan pengorbanan mereka begitu jelas terlihat di depan mataku. Bagaimana
mungkin aku menutup mata dan tidak membalas kasih sayang mereka. Dan adakah
hadiah yang pantas untuk mereka dapatkan selain pergi ke tanah suci?
Berbicara
masalah hadiah, sebenarnya aku sudah memikirkan itu jauh-jauh hari baik untuk
ibu maupun bapak. Dan ini adalah hadiah pertama yang aku berikan untuk mereka. Meskipun
jika dilihat dari nilainya, pasti tidak
sebanding bahkan jauh dengan yang mereka berikan, tetapi setidaknya bisa
membuat mereka tersenyum. Bukankah tidak ada sesuatu yang diharapkan oleh orang
tua selain kebagiaan anak-anaknya? Sehingga hadiah yang mereka inginkan adalah
kesuksesanku, adapun hadiah, itu hanyalah simbol atas kasih sayang kumiliki dan
baktiku pada mereka. Karena apapun yang kuberikan, tak akan menyamai jasa
mereka padaku.
Mesin Cuci dan Magicom adalah barang yang ingin aku hadiahkan kepada ibuku suatu saat
nanti. Rutinitas mencuci pakaian adalah rutinitas wajib setiap pagi yang harus
ibu lakukan, sehingga dengan hadirnya mesin cuci aku berharap bisa meringankan
bebannya. Paling tidak mengurangi rasa pegal di pinggangnya lantaran membungkuk
saat mengucek dan merimbanya dengan air bersih.
Pun dengan
menanak nasi, ini juga rutinitas yang setiap hari tidak boleh absen ibu
lakukan. Maka magicom bisa menjadi alternatif menanak nasi tanpa harus ditunggui
seperti halnya jika dilakukan dengan kompor gas maupun pawon setiap hari.
![]() |
Foto Ibu saat Menanak Nasi dengan Tungku Pawon |
Jam tangan
adalah barang yang aku impikan lama untuk bapak. Perihal jam tangan, aku punya
cerita sendiri. Dulu bapak punya jam kesayangan yang selalu bapak pakai
kemanapun beliau pergi. Hingga pada suatu ketika jam tersebut batrenya habis.
Beliau bongkar jam tersebut, diambil isinya dan bapak taruh di lemari sembari
nunggu ada kesempatan untuk membeli batre baru. Tanpa sengaja, disaat aku
sedang mencari uang untuk membeli jajan aku meraih jam tersebut. Malangnya ketika
aku ambil dan mengotak-atiknya, entah kejadian persisnya, layar jam tangan
tersebut pecah membentuk garis melintang sehingga tulisan dan angka di jam
tersebut hilang. Kejadian tersebut membuatku merasa bersalah, untunglah bapak tidak
memarahi walaupun waktu itu aku melihat begitu jelas guratan kekecewaannya.
Dimana Aku
Harus Membeli Hadiah untuk Orang Tuaku?
Elevenia
adalah pilihanku. Apa si Elevania? Elevenia adalah situs toko online yang
menyediakan berbagai bermacam produk yang kita butuhkan. Seperti halnya hadiah
yang ingin aku berikan kepada ibu dan bapakku. Di elevania ini kita juga bisa
memilih barang sesuka selera. Contoh ketika kita ingin membeli jam tangan,
tinggal ketikan saja : http://www.elevenia.co.id/ctg-jam-tangan maka akan
muncul berbagai jam tangan dengan berbagai merk.
![]() |
Sumber : screnshoot di website elevenia |
Ada 8
kategori yang ada di elevenia, yaitu fashion, beauty/health, babies/kids,
home/garden, gadget/komputer, elektronik, sports/hobby dan service/food. Kelebihannya
lagi, disini sudah ada penjelasan detail mengenai kualitas barang yang akan
kita beli sehingga tidak ragu lagi.
![]() |
Elevenia Online Shop |
6 komentar
Write komentarsemoga doanya terkabul, dan bisa memberikan kado yang indah untuk kedua orang tua : )
ReplyAamiin ... Terima kasih mas doanya :D
ReplyKado untuk Ayah/Ibu semoga bisa dimudahkan rezekinya mas. Bisa membahagiakan orang tua adalah kesenangan yang tak ternilai. :')
ReplyAamiin .. Terima kasih doanya mas.
ReplyBetul banget, bahkan jasa mereka tak bisa terbalaskan dengan apapun .. :D
InsyaAllah segera terkabul..
ReplyAamiin ya rab .. Istajib ya Allah 😀
ReplyEmoticonEmoticon