 |
Sumber : Group WA Jambore Mojok |
What must I
write? Agak bingung sebenarnya harus darimana saya memulai tulisan ini, apalagi
judulnya seperti mau perang. Tambah bingung ketika yang ingin saya tulis juga
ternyata hanya seklumit ingatan atas cerita ngalor ngidul para pembicara yang
bahasa dan referensinya tingkat dewa.
Dalam
sesion yang dimoderatori oleh Kak Prima Sulistia atau Cik Prim ini terdapat
tiga pembica. Mereka adalah Zen RS, Sabda Armandio dan Nuran Wibisono. Dan
tahukah kamu bahwa nama mereka adalah kosakata baru dalam perjalanan hidup
saya. Meskipun banyak peserta Jambore Mojok yang paham dengan mereka tapi tetap
saja saya gak terlalu ngeh dan dalam hati bertanya, “Siapa si mereka?”
Namun saya
bersyukur bisa mengenal nama mereka, setidaknya nama-nama baru itu membuat saya
lebih banyak pilihan untuk bisa membuat lingkaran positif. Misal, dengan
memfollow dan meng-kepo-in tentang mereka.
Oke, kita
bahas satu per satu.
Zen RS
Dari
curi-curi dengar, Zen RS inilah yang paling santer dan fansnya paling banyak. Founder
dari panditfootbal.com ini adalah Esais di tirto.id Dalam cerita yang ia
paparkan, ia sudah mulai menulis sejak kelas 2 SD. Orang tuanya yang berprofesi
sebagai guru membuatnya tumbuh dalam lingkungan yang gemar membaca dan menulis.
Hingga pada waktu SMP ia menjuari lomba puisi, dan yang membuat lebih
bersemangat menulis karena yang memberikan hadiah adalah Umar Kayam.
Mengenai
Jurus Menulis, ia memberikan beberapa tips :
a. Membuat
tulisan tidak boleh menggunakan kata “yang” lebih dari 5
b. Fokep atau
kosakata harus kaya
c. Satu
kalimat tidak boleh lebih dari 2 koma (,)
d. Konsisten (Contoh
: Setiap hari menulis)
e. Memaksa
ketrampilan dan harus terus berlatih
f.
Berkumpul dengan orang-orang yang suka menulis
g. Menulis
ulang cerita
Selain itu,
ia juga menyampaikan gagasannya untuk jangan mengidolakan dirinya sebagai
balasan atas pernyataan peserta yang mengidolakannya. “Idolakanlah orang yang
tidak terjangkau,” katanya. Karena ketika mengidolakan orang yang tidak
terjangkau itu akan menimbulkan respect atau rasa segan. Tak hanya itu, ia juga
berpesan untuk belajar pada ahlinya atau belajar pada orang pertama. Sederhananya,
buat apa belajar pada saya jika saya juga belajar pada si A, misal. Atau, “Buat
apa belajar pada penulis Indonesia jika mereka juga belajar pada penulis barat?”
Untuk
belatih meningkatkan mutu, ia menyarankan untuk mencoba berlatih menulis
resensi buku. Karena spacenya terbatas, hal itu menantang agar bisa jeli dalam
membuat kalimat dan langsung pada poin inti tulisan.
Sabda Armandio
Jika Zen RS
dikenal sebagai esais, maka Sabda lebih dikenal sebagai fiksionis. Kamu: Cerita
yang Tidak Perlu Dipercaya adalah salah satu karya fiksinya. Sabda tumbuh dalam
lingkungan dongeng yang tidak lepas dari pengaruh kakeknya sebagai Dalang.
Selain
fiksionis, ia juga sebagai penerjemah karya-karya barat. Referensi bacaannya
juga lebih banyak karya-karya mancanegara.
Terkait
teknik menulis yang ditanyakan Cik Prim, ia memberikan jawaban bahwa tema
tulisan itu perlu di awal untuk menjaga agar sesuai koridor dan tidak keluar
jalur. Kemudian pemilihan diksi sebagai kekuatan kalimat dan pentingnya
menentukan gagasan utama yang dimasukan ke dalam tokoh. Tujuannya tidak lain
adalah menjaga karakter penulis masuk pada sang tokoh.
Mengenai
tips dalam belajar menulis, Sabda juga menggunakan teknik menulis ulang. Bahkan
beberapa kata dalam bahasa inggris diketik ulang ketika belum menemukan
terjemahan yang sesuai.
Nuran Wibisono
Pembicara
ketiga ini lebih dikenal sebagai penulis liputan atau jurnalis. Sama dengan
kedua pembicara sebelumnya, pengaruh keluargalah yang membentuknya suka dengan
dunia membaca. Berawal dari Kakek menurun ke Bapak hingga tradisi suka membaca
menurun kedalam dirinya. Menurut ceritanya, ia memulai menulis sejak SMA.
Tentang
tips menulis, tak banyak yang saya catat darinya karena memang lebih banyak
cerintanya. Hanya pendapatnya tentang pentingnya tema terlebih dahulu digunakan
saat membuat tulisan yang serius, contoh ketika nulis di tirto.id
Namun
terkadang ia juga menulis spontan tanpa edit yang posting di blog.
Dan pada
akhirnya tips hanya sekedar tips jika tak di praktekan. So, mari praktekan J
Pringamba,
4 September 2017