![]() |
Sumber : makintau (dot) com |
Beruntung
Rijal mendengar pesan itu dari Muhammad bukan langsung dari Hasan sehingga
tidak begitu membuanya ngedrop. Ada tantangan sekaligus ancaman, jika di daerah
sendiri belum ada kepengurusannya maka Hasan tidak akan memperhatikan acara, lebih
dari itu terkait pendanaan Hasan juga tidak akan membantunya. Mendengar hal
itu, Rijal langsung tepuk jidat seraya berpikir untuk segera memenuhi keinginan
dari Hasan.
Hanya
masalah nama yang belum dicaantumkan, sampai segitunya. Kenapa harus sempurna? Pertanyaan
demi pertanyaan muncul di benak hatinya. Rijal pun membayangkan peristiwa dua
setengah tahun lalu yang hampir serupa hanya beda objek. Di sela-sela
keresahannya, ia teringat buku yang baru saja ia baca, The Power of Frustration. Ia teringat tentang frustasi yang
dijadikan pendorong ke arah lebih baik. Kuncinya, melihat setiap masalah dengan
sudut pandang yang berbeda dan menggunakan kaca mata positif thinking. “Mungkin
itu hanya sebagai cambukan bukan ancaman, sebagai perhatian agar dirinya
menjadi pribadi yang kuat,” pikirnya mengubah persepsi.
Besoknya
Rijal langsung membuat kepengurusan sesuai keinginan Hasan dan meminta saran
dari stakholder terkait masalah tersebut. Alhamdulillah, ada sambutan hangat
dari Ato selaku orang yang dituakan di situ. Masalah perjalanan ke depan biar
nanti sambil jalan, yang jelas keinginan Hasan telah terpenuhi. “Andaikan nanti
masih kurang, biarlah yang jelas telah aku penuhi,” kata Rijal menguatkan
hatinya.
Banjarnegara,
2 Oktober 2016
EmoticonEmoticon