![]() |
Sumber : www.arrahmah.co.id |
Buku ini di tulis oleh KH. Husain Muhammad untuk memperingati 1000 hari wafatnya almarhum almaghfurlah KH. Abdurrahman Wahid (GUS DUR). Dalam buku ini, KH. Husain Muhammad selaku pelaku utama menceritakan kesaksiannya tentang Gus Dur dari segi sufisme. Dari segi keanehan yang mungkin jarang di bahas dalam buku-buku terbitan lainnya.
Ada beberapa point yang menurut saya cukup mengena atau setidaknya saya ingat setelah membaca buku tersebut. Diantaranya adalah bahwa beliau adalah orang yang paling sederhana dan bahkan diceritakan sering tidak mempunyai uang. Karena ketika mempunyai uang, beliau selalu membagi-bagikannya kepada orang lain yang membutuhkan.
Beliau adalah orang yang rela menanggung luka. Teguh pada prinsip dan selalu membela yang teraniaya. Ia tidak peduli dengan cacian dan hujatan. Apa yang menurut beliau baik, maka ia akan mempertahankannya.
Selain itu yang akan saya tekankan di sini dibalik kegeniusan yang beliau meiliki disamping ia adalah putra bangsawan adalah proses beliau dari bawah sudah matang. Di usianya yang masih SMP sudah melahap buku-buku yang berbahasa Inggris, karya-karya pemikir barat seperti Karl Marx dll. Sehingga ketika dewasa beliau begitu paham dengan kondisi dan keadaan yang akhirnya tahu apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan persatuan bangsa Indonesia.
Setidaknya itulah yang saya tangkap dan bisa saya uraikan kembali dari membaca buku karya KH. Husain Muhammad, meskipun saya juga paham masih banyak hal lain yang belum bisa pahami secara detail dan masih terlalu sulit untuk menyampaikannya kepada orang lain. Akan tetapi saya yakin bahwa apa yang telah saya baca akan menjadi semacam perjalanan jelajah yang suatu saat akan bermanfaat. Semoga.
Banjarnegara, 31 Mei 2015
EmoticonEmoticon